Setelah terkesima menatap Nathan, pria paruh baya itu menghela napas panjang. Pikirannya sudah ke mana-mana, padahal tadi siang ia tampak sangat tenang saat istrinya bercerita. Nathan mirip duplikat Davendra saat masih kecil. Sementara Nala walau mirip putranya tapi tidak terlalu plek ketiplek seperti Nathan. “Mama sama papa-nya kenapa tidak ikut menemani?” tanya Selim penasaran. “Mommy balu pulang dali toko kue, telus daddy agi eja di kapal laut, Pak.” Nathan berkata sangat jujur, yang memang pada dasarnya Zara mengajarkan anaknya berkata jujur. Sirat kecewa di wajah Selim samar-samar tersirat, sedangkan Meyda pun sedikit mendesah kecewa. Praduga yang sejak tadi siang menyelusup di hati Meyda terhempaskan begitu saja. “Ibu cama Bapak ukan olang jahat, ‘kan? Ndak au culik Nala cama Nat