Katarina terbangun oleh sentuhan lembut namun penuh hasrat di pipinya. Bibir Mikail menelusuri wajahnya dengan perlahan, mencium sudut bibir hingga akhirnya mendaratkan kecupan panas di bibirnya. Katarina melenguh kecil, merasa tubuhnya mulai terbangun dari kelelahan semalam. Dengan tangan lemah, dia mendorong d**a bidang suaminya, mencoba menghentikan keintiman yang kembali tumbuh. “Mikail… sudahlah… aku lelah,” gumamnya dengan nada serak, sisa dari malam yang penuh gairah. Mikail hanya tertawa pelan, suaranya dalam dan menggoda. “Lelah? Aku rasa tidak cukup, Duchess-ku. Kau masih secantik dan semenggoda tadi malam.” Katarina mendesah, matanya yang setengah tertutup menatapnya dengan bingung sekaligus malu. “Mikail, kita bergadang sampai hampir pagi. Tidakkah kau merasa cukup?” Mikail