Dengan keheningan malam yang memeluk mereka, Mikail mendekatkan wajahnya ke Katarina, matanya memancarkan tatapan penuh kekaguman yang tak pernah pudar meski waktu berlalu. Katarina di matanya adalah perpaduan keindahan yang sempurna—kulitnya seputih s**u yang bercahaya di bawah sinar remang, memberikan kontras dengan rambut sehitam ebony yang mengalir bagaikan sutra, menambah keanggunan yang alami pada setiap gerakannya. Mikail menyentuh pipinya yang bersemu merah, dan dalam sentuhan itu dia menyadari betapa mendalamnya perasaannya. Katarina bukan hanya pendampingnya; dia adalah inspirasinya, seseorang yang membuat dunianya terasa utuh.
“Boleh aku menciummu?”
“Kau tuli? Aku bahkan mengajakmu bercinta. Apa otakmu itu jadi- Hmmphhhh!”
Mikail membungkamnya dengan ciuman, cukup dalam hingg
