“Jangan gila.” Mikail sampai menaikan nada suaranya, itu membuat kedua anaknya bergerak dalam tidurnya. Dengan hati-hati, Mikail bangun tanpa membuat mereka berdua sadar untuk berbicara dengan Katarina yang kini berjalan menuju dapur untuk mengambil air dingin. Saat Katarina berbalik, Mikail sudah ada di belakangnya menatap dengan tajam. “Siapa yang mengizinkanmu pergi kesana?” “Kau pikir aku butuh izinmu? Tidak, ini keputusanku. Banyak orang yang membutuhkanku disana.” “Mereka juga membutuhkanmu disini, Katarina. Anak-anak masih dalam masa pertumbuhan. Biar aku yang meredakan situasi disana.” Katarina menatapnya tajam, lalu berkata dengan nada tegas, "Mikail, kau bisa mengatur strategi militer, tapi bisakah kau mengatur irama nadi seseorang yang sekarat karena infeksi? Kau bisa menghe