Mikail masih ingat, anak kecil yang menyebutkan namanya sebagai Valentine mengingatkannya pada seseorang, tapi siapa ya? Malam tadi, Mikail akhirnya bisa tidur dengan nyenyak. Seorang anak kecil yang peduli padanya, walaupun tidak saling mengenal. Sayangnya tidak sempat bicara banyak, dia berlari enggan dimarahi Mamanya, begitu katanya. Mikail tidak sempat menanyakan banyak hal. Bertanya-tanya, kenapa anak itu sepeduli itu padanya? Mungkin benar, wajahnya terlihat menyedihkan membuat Mikail menatap dirinya dalam cermin saat ini. Mencoba untuk tersenyum. “Astaga, apa aku benar-benar se menyedihkan itu?” Gumamnya. Apa yang dilakukan oleh Mikail terhentikan sebab pintu kamar yang tiba-tiba terbuka. Wajahnya mengeras memperlihatkan rasa kesal yang mendalam. Danila, memahaminya. “Maaf, Yang