44: Memancing Maut

1535 Kata

Keesokan harinya di rumah sakit tempat Susi dirawat. Walau ia biasa mbangkong (bangun tidur siang hari) jika tidak sedang kuliah. Hari ini entah kenapa semua berubah. Padahal tadi malam ia sudah tidak bisa tidur dengan nyenyak. Karena terus kepikiran topik obrolannya saat pagi dengan sang sobat. Alhasil baru pukul setengah enam pagi juga kesadarannya sudah kembali. Susah dipakai tidur lagi. ”Jika memajamkan mata bayangan yang muncul malah yang tidak benar. Mau Gio yang seharusnya sekarang sudah hidup bahagia di kota lain. Maupun Ardan yang keadaannya tidak jelas… cara kerja otakku pasti sudah konslet karena sempat digebuk APAR sialan itu,” pikirnya sedih. Susi khawatir sampai kondisinya tidak lekas membaik. Ia akan berakhir tak bisa lakukan apa pun untuk siapa pun yang membutuhkan bantuan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN