Dua Puluh Empat

1084 Kata

"Abaaaaanggg!!" panggil Andari masih di tangga menuju kamar abangnya dan terus berulang sampai kini ia sudah masuk ke dalam kamar Sakya. "Abang!!" Sakya menghembuskan napas keras menatap adiknya yang sudah ada di ambang pintu kamar, "tinggal masuk aja kenapa pakai manggil-manggil sih?" "Idih serem banget." "Ngapain? Tumben kesini? Bukannya kamu bilang kamar abang bau?" Andari meletakkan sebuah piring dan gelas di meja belajar Sakya, "disuruh bunda kasih ini." "Wih, makasih!" Sakya bersemangat melihat beberapa gorengan dan segelas s**u yang Andari bawakan untuknya. "Kayaknya bunda seneng banget karena abang belajar, perasaan aku dari dulu rajin belajar bunda ga sesemangat ini nyediain makanan." ujar Andari duduk di jendela Sakya yang malam ini masih ia buka lebar agar angin tetap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN