“Silahkan masuk.” Ucap seorang wanita paruh baya mempersilahkan Mega masuk. “Tuan menunggumu di ruangannya.” Mega hanya menganggukkan kepalanya, mengikuti langkah wanita paruh baya itu. Dia tidak ramah, tapi tidak juga bersikap buruk pada Mega. Bicaranya sangat sedikit, hanya seperlunya. Mega diantar oleh wanita itu menuju salah satu ruangan khusus, dimana seorang lelaki tua berada. Jadi, pemilik toko beras itu seorang lelaki paruh baya yang sudah sangat sepuh. “Selamat pagi, Tuan. Dia Mega, karyawan baru yang bekerja di toko pengganti Bu Marlin.” Lelaki paruh baya yang tengah melinting tembakau itu menoleh. “Kamu pengganti Marlin?” Tanyanya dengan nada serak. “Benar.” Mega menganggukkan kepalanya. Lelaki paruh baya itu menatapnya dengan seksama. “Pantas saja, kamu memang ca

