“Pergunakan waktumu untuk merenung, jangan melakukan hal-hal konyol lagi.” Ucap seorang lelaki dari seberang sana. Bening hanya mendengus menganggapi.
“Bukanlah karena hal konyol itu, akhirnya kamu menghubungiku? Jika aku tetap bersikap baik, kamu tidak akan pernah menghubungiku. Benar bukan?”
Miris sekali, saat ia membutuhkan kasih sayang dan perhatian, tapi Bening harus berulah terlebih dahulu supaya lelaki itu menghubunginya.
“Yang terpenting kamu baik-baik saja. Mulai besok kamu sudah bisa kembali bersekolah.”
“Kamu yang memintanya, dengan mengakui aku anakmu? Tentu saja tidak.” Bening tertawa hambar.
“Aku senang kamu baik-baik saja.” Ucapnya sebelum akhirnya panggilan terputus.
“Baik-baik saja dia bilang? Aku hidup sendirian disini dan dia bilang baik-baik saja?!” Bening me
