Icin membuka pintu hanya untuk kecewa dengan siapa yang ia dapati. Ia pikir Ilham berubah pikiran dan mereka akan membicarakan semuanya baik-baik tapi justru Solene dan seorang laki-laki yang ada di depannya saat ini. Sejak Ilham dan mobilnya menghilang dari pandanganya Icin sudah mencoba untuk menghubunginya via telpon tapi tak pernah sekalipun di angkat. “Hai,” sapa Solene dengan senyum canggungnya. Sebenarnya campuran antara canggung dan juga takut. Siapa juga yang tidak takut jika Ilham marah-marah padanya dan memintanya untuk secepatnya datang pada Icin untuk menjelaskan masalah beberapa minggu yang lalu. “Pacar lo ga ada disini, mertua gue juga lagi ga di rumah!” ucap Icin ketus berniat menutup pintu lagi tapi Solene buru-buru menangkap daun pintu itu sebelum benar-benar tertutup d

