Icin takut. Ia mengetuk pintu itu berkali-kali tapi masih tidak ada yang membiarkannya masuk. Ziko pasti ada disini, pasti. Pagi tadi Icin kembali bangun pagi, tubuhnya tampak jadi terbiasa bangun pagi sejak melakukan pengabdian. Jika beberapa minggu lalu ia terbangun dengan wajah-wajah teman barunya, pagi ini Icin bangun dengan semua bagian tubuh Ilham menempel padanya. Atau justru Icinlah yang menempel pada Ilham? Ah tidak, muka Icin jadi menempel pada d**a bidang suaminya itu karena Ilham memeluknya erat bahkan satu kaki pria itu sengaja menjadikannya guling. “Ini bukan pose suami istri yang belum bermaaf-maafan, astaga,” ucap Icin serak begitu ingat dengan kondisi mereka. “Minggir Am!” Dengan mudah Icin bisa menyingkirkan lengan dan kaki Ilham dari tubuhnya. Menguncir asal rambutny

