Hello-hello kawan semua!!! Aku kembali lagi di cerita abang-abang gesrek. Nah kali ini ada apa ya dengan Rio dan Justin? Yosh kepoin mereka ya! Jangan lupa guys.. Buat Tap Love ya ?
Part 5
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia yang fana ini. Bahkan sekelas kematian saja, jika belum waktunya pasti tidak akan terjadi yang namanya kematian.
***
Alexa serius dengan perkataannya. Kini wanita itu tengah memanjatkan doa atas tindakan gila yang dia lakukan. Justin pun melakukan hal yang sama, dia tidak mau terjadi hal buruk pada Rio Stevano, apalagi di saat cucu-cucunya semua sibuk dengan tugas mereka di AOI--tentara bayaran.
Tapi, di satu sisi Rio kesal dengan Bella, andai bocah tengil satu itu tidak pergi untuk menjadi relawan di peperangan sana. Justin yakin, kondisi Rio tidak akan seperti ini. Justin curiga jika Rio sakit sudah lama tapi dia menyembunyikan pada keluarganya. Atau, ada hal yang mengganggu Kakek satu ini, sehingga dia tiba-tiba pingsan?
"Detak jantungnya kembali, Dok!"
"Oh my god!" Justin berseru dengan riang sampai bersujud di lantai rumah sakit saking bahagianya Rio kembali. Justin tidak tahu apa yang akan terjadi jika Rio pergi sekarang, pasti cucu-cucunya akan menyesal di sana. Karena akan sulit kembali ketika misi belum selesai. Karena nantinya itu akan mempengaruhi penilaian agensi Pasti mereka akan di cap tidak profesional. Itulah resiko yang akan mereka hadapi jika bergabung bersama AOI. Harus rela mengorbankan waktu dan nyawa.
Kenapa Justin tidak ikut bersama dengan Marcello? Karena dia ditugaskan menjaga rumah sakit serta kekasih sahabatnya, tapi yang Justin bingung kenapa Marcello tidak mengajaknya biasanya juga dia akan mengajaknya, pasti ada yang Justin lewatkan di sini, ia harus tanya Alexa nanti.
Alexa tersenyum haru, sampai tidak sadar ketika dia tengah menjahit d**a Rio, air matanya hampir saja terjatuh jika Justin tidak menahannya dengan sebuah kain. Alexa senang, sangat amat senang. Tidak ada penyesalan dalam dirinya mengambil jurusan ini, karena dia tahu dia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa harus mengikuti ibunya. Lihat saja, Tuhan memberikan dia kesempatan untuk menyelamatkan orang yang sangat Alexa sayangi dan hormati.
Sosok lelaki tua yang selalu bisa jadi Kakek untuk dirinya di kala dia tidak merasakan kasih sayang seorang Kakek pada biasanya. Alexa punya Kakek, tapi Kakeknya harus pergi ketika dia berusia lima tahun, dan itulah alasannya Alexa dan keluarganya menetap di sini. Padahal, tanpa Alexa sadari kehidupannya masih penuh dengan rahasia.
Raut wajah tenang Rio dengan suara pendeteksi jantung di sekitar mereka membuat hati Alexa menghangat. Masa-masa kritis tadi sudah terlewat dengan sempurna. Alexa yakin, jika Tuhan belum mengizinkan lelaki dihadapannya pergi, maka dia pasti akan kembali dengan segala perjuangannya. Alexa yakin, Rio juga mau melihat cucunya menikah, apalagi Bella. Bella adalah cucu kesayangannya yang selalu Rio jaga sebaik mungkin.
Alexa yakin bukan karena dia pilih kasih, melainkan sikap Bella dan Ariana yang berbeda membuat seluruh keluarga lebih hati-hati kepadanya. Apalagi Bella sudah diincar sejak kecil, itulah mengapa semua lelaki di keluarga kekasih Alexa sangat melindunginya. Ah, jangan lupakan juga keluarga Jhonson, bahkan mereka selalu punya cara luar biasa melindungi calon adik iparnya itu. Terutama Alden. Sesibuk apapun dia, pemuda itu pasti berusaha ada di sisi Bella. Mungkin lelaki itu sudah bucin dari kecil.
"Syukurlah, kita pindahkan ke ruang perawatan. Saya akan hub--"
"Jang--an..." suara Rio yang lemah dan terbata-bata membuat Alexa, Justin serta perawat lainnya menatap sosok yang mereka segani ini dengan wajah bingung. Tak ada yang tahu apa yang ada dalam pikiran lelaki yang usianya sudah terlampau tua ini. Padahal Alexa hanya mau keluarganya ada di sisinya. Alexa juga kaget sebenarnya karena Rio membuka matanya secepat itu, atau memang dia terlalu lama terdiam dengan pikirannya sampai tidak menyadari jika Rio sudah kembali dengan membuka matanya. Padahal, Alexa pikir akan siuman beberapa jam lagi.
"Kakek, kenapa jangan? Mereka harus tahu." perkataan Alexa dibalas dengan gelengan kepala, membuat Alexa tidak punya pilihan lain untuk merahasiakan apa yang terjadi hari ini. Alexa tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, untuk saat ini biarkan Alexa menuruti kemauan Rio yang sudah ia anggap seperti Kakek sendiri. Biarkan ia menyimpan rahasia ini rapat-rapat, karena Alexa yakin akan ada waktunya Rio akan menjelaskan semuanya kepada keluarganya.
Alexa juga tidak tahu jika Rio punya riwayat jantung, padahal selama ini Rio selalu terlihat sehat dan bugar, sampai Alexa pikir tidak mungkin jika Rio memiliki riwayat jantung. Apalagi Rio sangat menjaga kesehatannya. Ya, namanya juga hidup tidak selamanya berada dalam kondisi baik-baik saja.
"Baiklah, siapkan ruangan VIP dan jangan sampai ada yang tahu Kakek Rio di sini apalagi Tuan Rafael dan Tuan Rafa. Aku takut mereka akan memberi tahu yang lain," jelas Alexa kepada semua orang yang ada di sana. Raut wajah lemah yang kini tersenyum ke arahnya membuat Alexa ikut tersenyum walau akhirnya dia harus membohongi yang lain.
"Jelas."
Rio mulai dipindahkan dengan hati-hati oleh perawat. Justin yang berjalan di sisi Alexa mulai menjalankan aksinya. "Kamu gak takut Marcello marah sama kamu?" pertanyaan yang bagi Alexa sebenarnya Justin bisa menjawabnya, apalagi Alexa sangat menghormati Marcello sebagai kekasihnya, mau tidak mau dia akan menanggung semuanya jika memang saat itu terjadi nanti.
"Takut pasti, tapi aku akan tanggung semuanya. Aku yakin Marcello bisa mengerti posisiku saat ini," jawab Alexa.
Justin menganggukan kepalanya, "Xa, Marcello pergi ke sana ko gak ngajak aku ya?" tanya Justin setelah menunggu terlalu lama akibat operasi tadi.
"Kan kamu ditugaskan menjadi asistennya dia di rumah sakit ini kan?" tanya Alexa serius.
"Ya, Si. Tapi kan ya, logikanya nih kalau ada kaya gitu pasti aku di ajak, Xa! Apa dia selingkuh dari aku, Xa?"
"Astaga Justin, perkataanmu membuat aku mual, tentu saja kekasihku akan tetap mencintaiku. Lagian sejak kapan dia jadi selingkuhan kamu, hah?!" suara Alexa yang ketus berhasil menambah kekesalan Justin. Lelaki sebaya dengan Alexa itu tidak dapat jawaban yang tepat, Justin yakin ada yang Alexa dan Marcello sembunyikan darinya dan ini pasti berhubungan dengannya.
"Sejak dia selalu setia padaku bukan padamu, udahlah Alexa jangan buat aku kesal. Jadi, siapa?" desak Justin.
"Apanya yang siapa?! Kamu jangan macam-macam ya buat godain suami aku!" Alexa sengaja mengulur waktu. Dia tidak mau sampai keceplosan kepada Justin yang malah nantinya menggagalkan rencana mereka.
"Dih baru calon ngaku-ngaku. Sudah ya, Xa. Kita ini besar bersama jadi siapa orang yang gantiin posisi aku." Justin terlihat kesal di mata Alexa. Sampai rasanya Alexa ingin tertawa saat ini juga. Apalagi Alexa tahu, kalau Justin tidak akan suka jika tahu kalau ada orang lain yang memiliki jabatan sama dengannya. Alexa yakin akan ada peperangan sebentar lagi.
"Tentu saja aku! Aku sebentar lagi akan jadi istrinya, sudahlah Justin kembalilah bekerja." jujur Alexa bingung karena dia tidak mau membuat rencana kekasihnya berjalan berantakan. Karena Alexa tahu, kalau Marcello itu mau menjodohkan Justin dengan asistennya yang ada di AOI. Alexa kenal dengan wanita itu, hanya saja dia tidak bekerja di rumah sakit ini. Tapi, dia bekerja di rumah sakit lain dan Alexa sangat mengenal wanita itu dengan baik. Dan Alexa akan buat Justin jatuh cinta pada wanita itu. Karena ini adalah misi mencarikan cinta untuk Justin.
"Kalian tidak merencanakan sesuatu yang mencurigakan bukan?"
****