Dony dan Nining memandang penanya itu dengan wajah merah padam. Malu sekali ditanya seperti itu. Kalau ada yang dengar dan menertawainya, mau ditaruh di mana muka mereka berdua. Mereka pun hanya bisa diam dan menunduk,tak berani menjawab karena tak pandai mengarang cerita. “Kenapa malu? Aku juga sama gak bisa dansa. Cuma niru adegan dansa di sinetron. Udah, pede aja. Pura-pura aja pintar dansa,” sambung laki-laki itu lagi. Seketika Nining dan Dony menatap sepasang sejoli itu dengan kaget. Setelah itu terbitlah senyum yang manis. Dia salah paham. Padahal sudah berpikiran buruk lebih dulu sebelum tahu apa yang akan dia lakukan. Mereka pun merasa menyesal. “Ayo dansa lagi. Pura-pura aja hapal, aku juga gitu.” Kali ini perempuan dari laki-laki itu yang menyaut. Mereka hangat, tidak seperti

