Bab 29

1330 Kata

Semua amarah tadi hilang seketika saat aku melihat lelaki tua yang sangat aku cintai itu sedang berdiri di depan pintu dan merentangkan tangannya seakan memintaku untuk segera memeluknya, oh Tuhan kenapa kau ciptakan makhluk sesempurna dia? Aku kan jadi bimbang mau marah atau nggak.   "Noh, makanya jangan punya pikiran jelek sama suami sendiri. Peluk gih sana kalau perlu jahit di badan kamu," sindir Mbak Ayunda saat melihat Pak Arya bersikap manis seperti itu.   Aku pun langsung menghambur ke tubuh Mbak Ayunda dan menangis terisak-isak, entah siapa menantu dan siapa mertua di sini. Hubungan itu seakan hilang dan berganti menjadi sahabat seperti dulu saat aku belum menikah dengan Pak Arya dan Mbak Ayunda menikah dengan Rabian.   "Hiksss, aku nangis nih Mbak. Unyu banget ya suami tuak

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN