Kondisiku mulai membaik sejak ular jahat itu menggigitku, aku pun sudah diperbolehkan pulang meski luka bekas gigitan ular itu masih membekas di tanganku. Dokter memberitahuku kalau nyawaku bisa diselamatkan setelah ditolong Pak Arya yang menemukanku pingsan. Seharusnya aku berterima kasih tapi rasa kesal karena dia lebih memilih pergi bersama Mbak Caren dan meninggalkan aku sendirian membuatku ingin menutup rapat mulutku dan berniat mengacuhkannya kalau dia datang menjengukku. Sayangnya niatku hanya tinggal niat, jangankan menjengukku bahkan sejak aku masuk rumah sakit saja Pak Arya tidak sekalipun menunjukkan batang hidungnya. Aku benar-benar sakit hati dan geram dengan sikap acuhnya. "Dasar bandot tuaaaa!" teriakku geram. Suster yang tadi sibuk melepaskan selang infus mena