“...Aku nggak tahan melihat orang itu memegang tanganmu atau tertawa bersamamu. Bahkan saat dia melihatmu pun, aku nggak tahan. Kalau bisa, aku ingin mengurungmu di kamar, dan hanya aku yang bisa melihatmu...”
─Rain─
***
“Kamu masih sakit?”
Aku menoleh, menatap iris cokelat Surya yang menyiratkan kekhawatiran. “Enggak.”
“Jangan sakit lagi. Aku bingung pas lihat kamu teriak-teriak kesakitan kayak gitu. Aku─”
“Ayo naik bebek.” Aku berdiri, tidak menunggu Surya mau atau tidak.
Setelah melakukan pembayaran, aku dan Surya naik bebek besar warna kuning. Sebelumnya Surya sudah mengambil potret beberapa kali di depan bebek bersamaku, tapi wajahku selalu merengut, dan anehnya, itu malah membuat Surya tertawa. Aku melihat Surya mempostingnya ke akun i********: dan membuat caption: Sehar
