Rasa kesal bercampur amarah terus melingkupi diri dari Cewek cantik yang kini tengah berbonceng diatas motor milik Edsel. Selama perjalanan menuju markas milik Zidan, Shaqilea menahan setengah mati amarah yang siap membuncah kapan saja. Jika nanti ia sudah sampai di markas tersebut, ia tidak akan memberikan ampun kepada Zidan dan beserta anak buahnya. Shaqilea sendiri yang akan turun tangan langsung untuk memberikan pelajaran kepada mereka. Sampailah sudah mereka disebuah gedung kosong yang sudah terlihat sangat kumuh, disana juga terdapat banyak semak-semak yang telah tumbuh menjulangi tinggi melingkupi linkungan gedung kosong tersebut. Pintu kayu itu terlihat sudah tua namun masih kekar, Shaqilea sudah turun dari motornya, diikuti Edsel yang kini tengah mendekat kearah pintu tersebut