Irna tidak pernah habis pikir bahwa menikah dengan Miko mampu mengubah kehidupannya. Dia telah jatuh sejatuh jatuhnya dalam kubangan untuk mencintai pria yang tengah terlelap di hadapannya ini. Entah ramuan apa yang pria itu beri, hingga Irna menjadi seperti ini. “Hmm.. sudah pagi?” Tanya Miko dengan bola mata terpejam. “He’em..” Jawab Irna lirih. Dia pun melanjutkan, “Tidur aja. Tadi malam sampai jam berapa?” “Dua..” Miko mengeratkan kedua tangannya yang melingkar di perut Irna dan menghidu aroma tubuh istrinya itu yang amat sangat ia rindukan. Hampir sepuluh hari ini Miko berada di Blitar. Ada sedikit masalah di perkebunan sana, membuat Miko harus turun langsung untuk mengecek. Dia tidak membawa Irna dan anak – anak mereka karena anak – anak mereka harus sekolah. “Aku mau siapin sarap
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari