CHAPTER 6

2064 Kata
"Gio mama titip Cia, jaga adik mu dengan baik. Bangunkan Cia untuk sekolah, jangan biarkan Cia sering bolos sekolah, ajari dia belajar untuk menjadi gadis mandiri dan dewasa" pinta Tania Kini mereka telah berada di Bandara untuk mengantar Josh dan Tania yang akan pergi ke Amerika "Mama tenang aja, Gio sudah mulai mengajarkan Cia untuk menjadi dewasa. Bahkan dia akan menjadi istri idaman setelah ini" seraya tersenyum menyeringai "Hehehe bokap nyokap gak tau aja kalau nih bocah udah gue paten kan jadi hak milik gue" batin Gio yang tertawa "kalau gitu mama sama papa sedikit lega dan tidak terlalu mengkhawatirkan Cia kalau kamu bisa bertanggung jawab menjaganya" sahut Josh Tanpa menjawab Gio hanya tersenyum menyeringai kemenangan di dalam batin nya "Cia nurut sama kak Gio. Jangan bandel" pinta Tania pada Cia "Gak kok ma, Cia selalu nurut sama Kak Gio. Paling juga kalau jengkel sama kakak Cia lemparin piring" balas Cia membuat Tania dan Josh tertawa mendengarnya "Kamu ini bisa aja bercandanya" sahut Josh "Terserah kamu aja deh mau diapain kakak mu ini. Lagian dia cowok pasti bisa menghadapi kamu" sahut Tania membuat Cia tersenyum kemenangan "Bercanda apaan. Orang beneran dia ngelemparin gue piring" batin Gio menoleh pada Cia dan dibalas senyum jahilnya "Yasudah kami berangkat dulu. Kalian jaga diri baik-baik" pamit Tania "Iya mama juga" Balas Cia Tania dan Josh segera masuk gerbang pengecekan sebelum keberangkatan dan sesekali menoleh pada Cia yang melambaikan tangan pada mereka hingga kedua orang tuanya sudah tak terlihat "Apa ??" Tanya bingung Cia melihat Gio menatap tajam padanya "Masih tanya apa ??" Jawab Gio yang kemudian pergi meninggalkan Cia yang masih berdiri kebingungan ---- Cia yang baru saja memasuki kamar apartemen langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri Tok tok tok "Apa ?" Sahut Cia "Bareng yukk" ajak Gio dari balik pintu kamar mandi "Gak mau, capek. Udah kebaca isi kepalanya kakak" balas Cia "Yahh Ci, ayo dong" keluh Gio yang tidak dihiraukan Cia Ceklek Cia yang baru saja selesai mandi dengan balutan handuk langsung dihadang Gio di depan pintu kamar mandi "Awas" pinta Cia dengan sedikit mendorong tubuh Gio "Ci, ayo dong. Kakak lagi pengen nih" pinta Gio yang terus mengikuti Cia "Mandi dulu sana ihh" kesal Cia Gio langsung saja menyahut handuk "Pokoknya habis kakak mandi harus ya !" Teriak Gio sebelum menutup pintu kamar mandinya Mendengar Gio yang telah memasuki kamar mandi, Cia pun bergegas mengganti pakaian dan pergi ke kamar tamu dengan beberapa barang bawaan nya "Yahh salah banget kalau kemarin sampek ngelewatin batas gini. Kak Gio jadi beringas banget. Gak kepikiran apa ini sumur rasanya masih perih banget. Dikata dinding nya dari batu kali ya tiap jam di bor mulu" gumam Cia yang berkutat dengan ponselnya diatas ranjang Tok tok tok Gio yang menyadari Cia berpindah Ke kamar tamu segera menyusulnya dan terus mengetuk pintu kamar "Cia" teriakan Gio yang terus-menerus "Udah malem woi, tidur !" Sahut Cia yang kemudian ia memasang handsfree dan segera tidur "Morning kak" sapa Cia yang tengah menikmati sarapannya "Kamu yahh" kesal Gio yang baru saja keluar kamar "Masih pagi jangan ngomel terus, buruan mandi antar Cia sekolah" sergah Cia "Berangkat sendiri !" Geram Gio Ting tong ting tong "Siapa sih pagi-pagi sudah bertamu" gumam Gio seraya berjalan menuju pintu apartemen Ceklek "Ada apa ? Pagi-pagi sudah kesini aja" sapa kesal Gio yang melihat Andrew berdiri didepan pintu nya Bukan menjawab Andrew justru menyerobot masuk ke dalam apartemen "Pagi kak Andrew" sapa Cia yang melihat Andrew berjalan masuk "Pagi Cia. Udah siap aja buat sekolah" balas Andrew "Iya, kemarin Cia udah libur dua hari jadi hari ini semangat banget buat ke sekolah" jawab Cia "Ouh, mau bareng kak Andrew gak ? Gio kelihatannya masih belum bersiap. Ntar kalau kamu tungguin Gio telat lagi" ajak Andrew "Ehh ap" belum usai Gio membantah mendapat sergahan dari Cia "Wahh boleh banget kak, k betulan kak Gio ngambek sama Cia gak mau anterin Cia ke sekolah" sergah Cia "Heh siapa yang bilang kakak gak mau anterin" bantah Gio "Kakak sendiri kan tadi gak mau anterin Cia. Masa cuman gara-gara Cia gak mau diajakin umm" belum selesai Cia menjelaskan telah mendapatkan bungkaman dari Gio "Hah gak mau apa Gi ?" Tanya Andrew "Bukan apa-apa. Ada apa kamu kemari ?" Tanya balik Gio "Mau anter ini berkas, hari ini aku gak bisa ke kantor mu juga. Ini titipan Edgar, semalam dia ke club ku nitip berkas ini" jelas Andrew "Kenapa gak dia sendiri yang anter" tanya Gio "Katanya nomor kamu susah dihubungi" "Ouh iya hp ku mati seperti nya semalaman" sahut Gio "Yasudah sini" seraya menyahut berkas dati Andrew "Ayo Ci" ajak Andrew "Ehh gak gak, biar aku yang antar Cia" sergah Gio "Gak ahh tunggu kakak lama, keburu terlambat. Cia berangkat dulu, sampai ketemu nanti kak" pamit Cia yang langsung saja pergi Tentu saja Gio yang kesal mendapatkan senyuman jahil dari Andrew "Lu jaga adik gue. Awas aja kalo diapa-apain" ancam Gio pada Andrew "Tenang gak diapa-apain cuman di sun" gurau Andrew yang langsung menyusul Cia yang telah pergi terlebih dahulu "b*****t" teriak kesal Gio ---- "Ciaaaa" teriakan Erma menyapa Cia yang baru saja memasuki ruang kelasnya "Heh berisik, pagi-pagi udah teriak-teriak" sahut Cia "Biarin, I miss u" seraya memeluk Cia "Heh baru juga gak ketemu dua hari udah kangen aja lu. Malu ahh lepasin. Ntar gue dikira LGBT lagi" kesal Cia berusaha melepaskan pelukan Erma "Oke oke" "Lu kemana aja gak masuk" tanya Erma "Yaelah gue baru gak masuk sehari oi, yang kemarin lusa nya minggu pek'a" geram Cia "Yah tumben aja lo gak sekolah gitu tanpa alasan lagi. Padahal gue kemarin lagi seneng banget. Ehh lu nya gak masuk" "Emang ada apa sih ?" Tanya Cia "Gue kemarin minggu jadian sama Galan" bisik Erma "Ouh jadian sama Galan" "Hah apa" kaget Cia "Husstt.. jangan teriak-teriak Cia" "Kok bisa, ini Galan anak kelas XII itu kan ? sejak kapan lu deket sama kak Galan ? Lu sahabat macam apa gak pernah cerita ke gue kalo lagi deket cogan" Tanya beruntun Cia "Ihh.. orang baru kemarin minggu itu kita gak sengaja ketemu di cafe, ngobrol sejam habis itu dia nembak gue" terang Erma "Heh, lu gila ya ? Baru ngobrol sejam udah jadian ?" Tanya kaget Cia "Ihh ini keren tau, hubungan kali ini nih bener-bener pemecahan rekor gue, ngobrol sejam jadian" balas Erma "Lu masih aja ngebet eksperimen kisah percintaan lu hah ?" "Ya iya dong.. ini tuh demi Novel gue" jelas Erma "Gila loh ya demi novel sampek eksperimen gak jelas gini" celetuk Cia "Gila gila gini kan tetep temen lu" sindir Erma "Terserah lu aja dah" balas singkat Cia yang kemudian ia duduk dibangkunya Kegiatan belajar mengajar pun berlangsung seperti biasa Cia termasuk anak yang cukup cerdas di kelas. Ia juga cukup terkenal disekolah nya, hingga saat jam istirahat pun ia tidak perlu ke kantin untuk membeli makanan karena beberapa lelaki yang mengagumi dirinya selalu memberikan ia jajanan yang berlebih dan Cia pun selalu membaginya dengan Erma. Cia tidak pernah menolak pemberian para pengagumnya itu karena ia merasa tidak dirugikan, justru Cia sangat senang tidak perlu keluar kelas untuk membeli makanan. Tidak hanya Cia yang lebih memilih dikelas saat jam istirahat, Erma pun hampir tidak pernah keluar kelas saat jam istirahat. Ia lebih memilih mengetik cerita Novel nya dikelas "Kali ini cerita tentang apa yang lu tulis Er ?" Tanya Cia seraya menikmati jajanannya "Ini ceritanya tentang suami istri yang suami nya itu CEO dan istrinya cuman karyawan di kantor suaminya. Nah istrinya ini selalu meminta buat disembunyikan identitas nya karena ia merasa mampu bekerja tanpa nama suami nya" terang Erma "Yaelah klasik banget cerita lu, hampir samaan kayak novel adult romance yang gue baca" sahut Cia "Ehh jangan salah, ini tantangan tau. Nulis gini itu gak gampang. Cerita gue ini juga adult romance, jadi kalau lagi ngetik gini gue sambil bayangin adegannya dan kadang gue sendiri jadi terlalu masuk ke dalam ceritanya" jelas Erma "Sampek nih ya kalau adegan panas, buset jangan ditanya bisa 10 kali gue ke kamar mandi" lanjutnya "Hah, sampek segitunya Er ?" Tanya Cia "Wah itu sih gila parah Er, terus kalau sampek lu bener-bener kepanasan gimana coba ?" Tanya canda Cia "Yahh tinggal panggil aja cowo gue ke apartemen, beres" santai Erma membuat Cia menganga "Gila lo, heh lu itu gonta ganti cowo kayak pakaian sehari dua kali ya masa lu gituan sama ratusan cowo" kejut Cia "Yaelah Ci, kayak lu gak tau jaman sekarang aja. Gitu mah udah biasa dikalangan kita. Apalagi di kota besar seperti ini" balas Erma "Lu juga pernah kan sama kakak lu sendiri" bisik Erma "Anjrit tau dari mana lu ?" Tanya Cia "Yah sejak gue ke rumah lu nemenin tidur kemarin gue baca novel lu dan gue kenal banget itu cerita 21+ apalagi tiap hari lu tidur nya sama kak Gio, mana tahan dia. Apalagi kalian bukan adik kakak kandung" terang Erma "Gila, lu kebanyakan tulis novel sampek bisa banget baca kehidupan orang" sahut Cia "Novel yang gue ketik itu rata-rata gue liat sendiri atau denger dari orang lain. Kayak kisah kakak sepupu gue, temen-temen gue gitu jadi yahh udah biasa lah. Lagian gue kenal lu sejak SMP woi, lu sekarang aja keliatan beda banget" "Hah beda apanya ?" Bingung Cia "Dari td dateng jalan lu agak ngangkang" bisik Erma membuat Cia sulit menelan saliva nya dan langsung membungkam mulut Erma "Bangke lu, diem bikin gue geli" geram Cia membuat tawa pada Erma "Udah ahh lu jangan ganggu gue mau konsentrasi ngetik" ucap Erma ---- "Kok belum tidur Ci ?" Tanya Gio yang baru saja memasuki apartemen nya "Lagi seru baca nih" jawab Cia yang tiduran di sofa seraya membaca buku novel "Baca apa sih ?" Tanya Gio yang menyahut bukunya "Ihh kakak, Cia lagi serius nih" kesal Cia seraya duduk "Astaga Ci, kamu baca ginian ? Pantesan cepet banget nyeimbangi permainan kakak" ucap Gio "Apaan sih, orang baru juga baca" bantah Cia "Yakin baru baca ? Kok di rak buku isinya ginian semua loh ?" Sindir Gio yang duduk disampingnya "Hah kapan ? Mana ada ?" Tepis Cia "Ada banyak di rak buku kamar. Kamu kira kakak gak liat novel-novel yang kamu beli kapan hari sama kakak itu ?" Sindir Gio kembali "Apaan gak jelas ahh" Cia yang merasa malu langsung pergi ke dapur mengambil segelas air Gio yang mengikuti Cia ke dapur memeluk Cia dari belakang "Kakak ngapain ihh, Cia mau minum ini" kesal Cia "Minum aja kali Ci, kakak cuman peluk pinggang. Kan minum pakai tangan sama mulut" balas Gio "Terserah" singkat Cia yang kemudian ia melanjutkan minum nya Setelah menyelesaikan minumnya, Gio memutar tubuh Cia dengan cepat membuat Cia sedikit terkejut "Ada apa ?" Tanya Cia Bukan menjawab pertanyaan Cia, ia hanya menatap mata Cia dan mulai mendekatkan bibir mereka. Gio memberikan kecupan lembutnya perlahan membuat Cia menutup mata menikmati ciuman dari Gio Mereka saling melumat semakin dalam hingga menjelajahi rongga mulut satu sama lain Gio menggendong tubuh Cia tanpa melepaskan ciumannya. Membawa Cia ke kamar meletakkan tubuh Cia diatas ranjang dengan perlahan Gio melepaskan satu persatu kancing piyama yang dikenakan Cia. Belum sampai kancing terakhir Cia menahan lengan Gio melepaskan ciumannya "Berhenti lah kak, aku lelah. Aku besok harus sekolah dan lagi pula itu ehm anu emm milikku masih nyeri karena kakak melakukannya berulang kali" protes Cia tanpa berani menatap Gio yang tengah berada di atasnya Gio yang langsung bangkit dari posisinya merangkul tubuh Cia debgan eratnya "Maafkan kakak terlalu menginginkan mu. Kakak hanya meluapkan apa yang kakak pendam selama ini. Maafkan kakak Ci" rangkulan yang hangat penuh cinta dari Gio membuat Cia sedikit lega karena ia sebenarnya sangat takit melukai hati Gio Gio membenahi posisi tidur Cia dan menyelimutinya "Tidurlah, kakak akan mandi lalu akan menyusul" ucap Gio dianggukan Cia Gio beranjak untuk pergi ke kamar mandi dan segera mengguyur tubuhnya dengan air yang mengalir di bawah shower "Argh bodoh, bagaimana bisa aku menyamakan Cia dengan wanita-wanita yang biasa tidur dengan ku !!" Kesal batin Gio "Arghh" "Tubuh Cia terlalu menarikku untuk selalu menginginkan nya" lanjutnya Gio segera menyelesaikan mandinya dan menyusul Cia untuk tidur disampingnya "Kau sudah tidur ?" Bisik Gio "Belum" sahut Cia yang masih menutup mata "Lalu ?" Tanya Gio "Apanya yang lalu ?" Tanya balik Cia yang membuka mata "Tidak apa, yasudah ayo tidur" ajak Gio yang merangkul tubuh Cia dan meletakkan kepala Cia dilengannya "Kakak tidak apa ?" Tanya Cia "Tidak, cepatlah tidur atau nanti ada yang bangun" balas Gio sontak membuat Cia menutup mata dengan erat
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN