Tangan kanan Qian mengusap lengan atas tangan kirinya saat embusan angin dingin menerpa kulit. Saat ini ia berdiri di depan jendela kamarnya yang terbuka, menatap ke arah langit yang menunjukkan sinar bulan dan bintang yang tampak berkilauan. Matanya terlihat sembab dengan wajah yang tampak kusut. Ia masih tak menyangka bahwa hari sulit ini akan terjadi. Neneknya meninggal, padahal kondisi neneknya sebelumnya tampak baik-baik saja. Tapi memang tak ada yang tahu sampai kapan manusia tetap bisa menghirup udara untuk bernafas, saat sudah waktunya, tidak ada yang bisa menghindar. Begitu juga dengan masalah, manusia diberikan akal pikiran juga hati untuk menyelesaikan masalah bukan menghindar. Seperti yang ia alami sekarang dimana masalah ini terasa lebih berat dari masalah sebelumnya. Padahal