Raizel

1836 Kata

“Jadi, tidak adakah yang ingin kau katakan?” Saat ini Raizel tengah duduk berhadapan dengan sang ayah di sebuah restoran yang cukup ramai. Sejak kepergian Raizel dari rumah, ini kali pertama ia bertemu kembali dengan sang ayah. Meski ia tetap pergi ke kantor untuk bekerja, nyatanya, ayahnya sama sekali tak ada niat ingin bertemu dan baru kali ini memintanya bertemu untuk berbicara. Tik! Raizel meletakkan cangkir kopi pahitnya yang sebelumnya ia teguk, ke atas meja dan menatap sang ayah dengan pandangan tak terbaca. “Seperti yang pernah Rai katakan,” jawabnya singkat, padat dan tak jelas. Abraham terdengar mencebik ringan. “Selesaikan dengan segera. Jangan membuat drama menjijikan terlalu lama,” ucapnya. Raizel hanya diam disertai anggukan ringan. Namun beberapa saat kemudian suaran

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN