“Bagaimana? Sudah lebih baik?” Saat ini Qian dan Raga masih berada di sebuah kedai es krim yang cukup sepi. Hanya ada mereka dan beberapa pengunjung lain yang sepertinya tak menyadari bahwa mereka adalah Qian dan Raga si artis. Qian mengambil nafas dalam dan mengembuskannya perlahan. Jujur saja kata-kata Alex masih terngiang-ngiang tapi ia tidak ingin membuat Raga khawatir. “Ya, sudah lebih baik,” jawab Qian dengan senyum kecilnya yang terukir di bibir. Raga hanya menatap Qian dengan senyum tipis. Ia tahu Qian masih memikirkan apa yang sebelumnya terjadi tapi berusaha menyembunyikannya. Satu tanganya memangku rahang dan satu tangannya terangkat meraih sudut bibir Qian dan mengusap sisa es krim di sana. “Tak pernah berubah, makanmu masih seperti bayi,” ucapnya disertai kekehan ringan. “