“Laras, kamu mau berjanji kepadaku?” ucap Adrian dengan lengan yang masih melingkar di perut Laras yang mulai terlihat buncit itu. “Janji… apa, Mas?” Laras sedikit menoleh ke belakang, namun ditahan oleh Adrian. Adrian semakin mengusapkan hidungnya ke leher Laras. “Believe in me, whatever comes next.” ucap Adrian tenang. Lalu membalikkan tubuh Laras supaya menghadap ke Adrian. “M-maksudnya apa, Mas?” Laras menegang ketika Adrian berbicara itu. Jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya, ucapan Adrian seperti bukan hanya sekadar kata-kata biasa, tetapi ada makna terselubung di balik itu. Laras jelas tahu, dan pikirannya langsung beralih kepada Ayah Adrian beberapa hari yang lalu ketika berkunjung ke rumah Adrian. Seketika mata Laras mengembun, ia mencoba untuk tidak berpikir yang

