Siang itu, mobil Adrian menembus jalanan padat kota, menuju sebuah kawasan di pinggir kota. Tujuan akhirnya adalah sebuah bangunan sederhana, dengan plang kecil bertuliskan “Panti Asuhan Kasih Bunda”. Angin berembus, membuat dedaunan di pohon depan panti bergoyang pelan, seolah menyambut kedatangannya. Adrian menghela napas, bersiap menghadapi peran yang harus ia mainkan hari ini. Ia melihat sekelompok orang di halaman depan panti. Mereka sibuk menurunkan kardus-kardus berisi sembako dan mainan. Di antara mereka, Adrian melihat Safira. Gadis itu mengenakan gamis berwarna pastel hijau sage dengan potongan lurus sederhana, tanpa banyak aksen, namun justru membuatnya tampak anggun. Di atasnya, ia kenakan khimar panjang berwarna putih tulang yang menjuntai menutupi d**a, ujungnya bergerak

