Adrian menatap lurus ke depan, ponsel masih menempel di telinganya. Suara berat ayahnya terdengar jelas. “Aku di rumah sakit.” Adrian menjawab singkat, nadanya rendah dan terkontrol. “Aku tidak bisa datang sekarang. Aku ada urusan..” Ada jeda singkat di seberang, lalu suara itu terdengar lebih tegas. “Aku di rumah sakitmu, Adrian. Di ruang rapat. Semua orang sudah menunggu.” Adrian mengepalkan jemarinya di sisi tubuh. “Jadwalkan ulang rapatnya. Sudah kubilang, aku tidak bisa pergi sekarang.” “Jadwal ulang?” suara ayahnya meninggi. “Kamu tahu siapa yang sedang duduk di sini? Para anggota dewan, para pemegang saham, bahkan para kepala departemen. Dan kamu pikir Anda bisa melewatkan ini begitu saja?” Adrian menarik napas dalam, matanya sekilas melirik Laras yang duduk bersandar di ranja

