Bab 142

2241 Kata

Pagi itu, cahaya matahari menembus kaca kantor Adrian, memantul di atas meja kayu yang rapi. Suara ketukan keyboard dari Raka terdengar di sudut ruangan, sementara Adrian menatap layar komputer dengan tatapan dingin. Ia sedang meninjau laporan pasien dan jadwal operasi, meskipun pikirannya sedikit terganggu oleh pesan dari staf yang berjaga di luar, dekat rumah Laras. Raka menatapnya dengan ragu-ragu sebelum akhirnya membuka mulut. “Pak Adrian, ada laporan dari tim pengawasan di Kertalaya,” ucapnya pelan. Adrian menoleh sebentar, matanya yang dingin dan fokus tetap tidak kehilangan intensitas. “Apa?” Raka menelan ludah. “Mereka melaporkan bahwa rumah tempat Nyonya Laras tinggal kosong sejak malam tadi. Petugas yang berjaga mengatakan tidak melihat tanda-tanda ada orang di dalam rumah. Se

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN