Bab 45

2149 Kata

Suara manja Alma yang terdengar seperti proposal mendadak yang ia ucapkan, menggantung di udara seperti gema yang tak diinginkan. Ruang makan yang tadi dipenuhi riang tawa Alma tiba-tiba membeku. Sendok di tangan Ratna terhenti di udara, matanya menatap Adrian dengan gurat khawatir yang jelas. Dharma mencondongkan tubuh ke depan, sorot matanya tajam, seolah menantikan jawaban yang tak bisa ditunda. Tekanan itu nyata, berat, dan menyelimuti Adrian seperti jubah es. Adrian terdiam, napasnya seolah tercekat di tenggorokan. Kata-kata putrinya terasa seperti bilah pisau yang menusuk dalam, tepat di tempat paling rapuh yang selama ini ia lindungi. Tubuhnya kaku, sorot matanya kosong, seolah semua suara di ruangan ini menghilang. Hanya denyut jantungnya yang menggila, memompa darah dengan iram

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN