Bab 91

1801 Kata

Malam di Kertalaya begitu sunyi, padahal baru pukul 8 malam, tetapi sudah tidak ada warga sekitar yang keluar, semua lampu di rumah-rumah sudah padam. Di luar jendela, terdengar suara debur ombak yang jauh, bercampur dengan desiran angin yang membuat daun-daun kelapa itu bergoyang. Di dalam kamar sederhana itu, Laras berbaring di sisi ranjang, menatap Adrian yang masih berada di sampingnya. Barusan, kehangatan sempat membakar di antara mereka, tapi Laras menarik napas panjang, lalu mendorong pelan d.a.da Adrian. “Mas…” suaranya lirih, hampir seperti bisikan. Adrian membuka mata, menoleh, alisnya sedikit bertaut. “Hm?” Laras menelan ludah, wajahnya memerah, tapi tatapannya tegas. “Aku… aku nggak mau malam ini, Mas.” Adrian menahan diri, tubuhnya tetap tak bergerak. Hanya jemarinya yang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN