Bab 103

2267 Kata

Bandara internasional ibu kota tampak ramai sejak pagi. Arus penumpang yang datang dan pergi berdesakan di area kedatangan, suara pengumuman silih berganti dari pengeras suara, bercampur dengan roda koper yang beradu dengan lantai marmer. Adrian melangkah keluar dari pintu kedatangan dengan wajah kaku, kemeja birunya tampak rapi, meski sorot matanya kosong. Safira berjalan di sampingnya, mengenakan gaun simpel warna krem dengan kerudung pastel senada. Wajahnya segar meski sedikit letih setelah penerbangan, namun sorot matanya jelas berbinar, seperti ada semangat baru yang seakan tidak bisa disembunyikan. Beberapa jurnalis yang memang sudah tahu kabar pulangnya pasangan itu, sempat mencoba mengabadikan momen. Lampu kamera berkelebat, suara klik terdengar bertubi-tubi. Safira spontan merai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN