Hari-hari yang suram itu pun terus berlalu… Ternyata … Mita begitu bersungguh-sungguh dengan keputusannya. Walau di dalam hati sebenarnya ia menjerit keras sekali, tapi Mita kini berusaha menampilkan bahwa ia baik-baik saja. Keputusannya itu pun juga didukung oleh semua pihak. Semua orang kini memuji kebesaran hati Mita karena dia sudah mengambil keputusan yang tidak mudah itu. Mita mengalah bukan hanya demi Daffa, lelaki yang sangat dia cintai. Dia juga mengalah demi seorang perempuan yang memang sudah ia anggap seperti sahabat sejati selama ini. Dan lagi … Mita juga tidak mau anak yang ada di dalam kandungan Amira tidak mempunyai seorang ayah. Mita terpekur diam sambil menghirup aroma lemon tea buatan sang mama. Aroma segar itu segera memenuhi rongga hidung dan membuat Mita sedi