“Kamu kesal kenapa lagi?” tanya Radit sambil menyuguhkan segelas lemon tea di atas meja. Amira yang masih berusaha meredam emosi tidak langsung menjawab. Dia masih butuh waktu untuk sekedar membuat aliran napasnya kembali normal. Helaan napas perempuan itu terdengar sesak. Radit pun kini hanya bisa menunggu hingga Amira menjadi lebih tenang. Radit tadi sednag berada di kamar mandi saat Amira tiba-tiba saja datang dan menerobos masuk ke dalam apartemennya karena Amira memang mengetahui sandi pintu apartemen Radit. “Hah ... apa? suaminya itu nggak punya teman perempuan? Hahaha ... apa jadinya kalau dia tahu kalau suaminya itu sering menghabiskan waktu bersama aku,” ucap Amira kemudian sambil meraih gelas lemon tea-nya. Radit mengembuskan napas pelan. “Kamu belum nyerah juga?” “Nyerah?”