Dhena 59

1912 Kata

"Mertua!"  Teriakan Dhena menggelegar. Memecah kesunyian sekaligus menghentikan isak tangis Ghina yang sedikit menyayat. "Ya menantu!" balas Bi Arnah sigap. Tentu dengan intonasi lebih rendah namun tetap saja melengking dan mengejutkan semua remaja tampan yang berdiri berbaris di dekatnya. Mereka terperanjat dan hanya bisa saling bertatapan satu sama lainnya. "Neng haus, Bi!" lanjut Dhena dengan suara yang lebih rendah, cukup terdengar jelas oleh semua orang yang ada di sana. "Oh siap, Sayang! Neng mau minum apa? Jus jeruk, melon, salak, tomat, kopi, s**u atau arput?" Bi Arnah menjawab seraya berjalan sedikit tergopoh-gopoh mendatangi Dhena yang berdiri tegak berkacak pinggang. Sementara tiga pesakitan yang sejak tadi bersimpuh di kaki Dhena, masih bergeming dalam posisi semula. "Par

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN