Cici masuk ke kamar. Ditutup, dan dikunci pintu. Cici sudah memasang pembalut saat di kamar bawah. Cici melongo, melihat Andra yang masih duduk di sofa tanpa mengenakan apa-apa. "Ya Tuhan, Bapak! Nanti masuk angin! Ayo pakai baju." Cici menarik lengan Andra agar berdiri. Andra tidak bergerak juga, hanya tatapan mata sayu yang tertuju pada Cici. "Bapak ini kenapa to!?" Cici bertolak pinggang di depan Andra. "Tanggung jawab, Ci!" Andra menegakkan tubuhnya. "Tangung jawab apa?" Cici bertanya bingung. "Saya tidak menghamili Bapak. Kok yo dituntut tanggung jawab!" "Dia tidak mau lemas sebelum isinya ke luar." Andra menunjuk tongkat billiar nya. "Kenapa saya harus tanggung jawab. Ini juga si tongkat, kenapa nggak berhenti tegak!" Cici melotot ke arah tongkat billiar Andra. "Dia nggak bis