5 tahun yang lalu...
Punya pacar dokter hewan dan juga sekaligus aktivis dunia binatang ternyata harus banyak urut-urut d**a, bukan untuk membesarkan b*******a tapi agar rasa kesal dan emosi bisa berganti dengan rasa sabar.
Sebagai ABG yang baru sekali jatuh cinta dan langsung pacaran wajar rasanya menerima perhatian pacar tidak sekedar kata cinta tapi juga perbuatan, aku juga ingin dimanja dan disayang seperti kak Aisha menerima perlakuan penuh cinta dari kak Biyan.
Hampir 3 bulan kami pacaran bisa dihitung berapa kali kak Gibran membawaku kencan atau makan di tempat normal, selebihnya kami pasti kencan di kandang ayam, kandang sapi atau kolam ikan milik keluarganya yang jumlahnya bisa dibilang tidak sedikit. Awalnya terasa indah dan menyenangkan tapi lama kelamaan aku juga bosan kak Gibran lebih banyak menghabiskan waktunya bersama ayam-ayam jelek yang rasanya pengen aku potong lalu goreng dan makan.
Seperti biasa siang ini kak Gibran janji akan menjemputku sepulang sekolah, sudah hampir 30 menit aku menunggu di pelataran parkir sambil mendengarkan musik kesukaanku. Selama menunggu banyak tawanan dari teman-teman yang berniat mengantarku pulang karena iba melihatku duduk sendirian di bawah pohom cemara, tapi berhubung kak Gibran mau menjemput tawaran itu langsung aku tolak.
"Kak Gibran mana ya... jangan-jangan jalanan macet" aku melirik jam Guess hadiah dari kak Gibran saat aku ulang tahun 2 minggu yang lalu. Sudah lebih 45 menit dari waktu janjian kami dan rasanya lebih baik aku bertanya di mana keberadaannya kini, aku membuka tas ransel dan mengambil ponsel lalu mencari namanya di kontak Line.
Ocean : Sayang, lagi di mana?
Nggak ada balasan, ah mungkin kak Gibran lagi nyetir mobil. Aku masih mencoba positive thingking, tak lama balasan dari kak Gibran muncul di layar ponselku.
Gibran G : Biasa, kandang ayam... anak-anak kakak barusan menetas dan jumlahnya luar biasa banyak, jackpot!
Ocean : Hah! kandang ayam? bukannya kakak janji jemput aku? kakak kok bisa lupa sih, aku sudah hampir 1 jam menunggu dan dengan santainya kakak bilang lagi di kandang ayam!
Gibran G : Memangnya kakak janji jemput kamu? ah salah mungkin... mungkin kak Biyan atau kak Aisha?
Oke rasanya kepalaku sudah penuh dengan asap, jelas-jelas tadi malam kak Gibran sendiri yang berjanji akan me jemputku. Aku mencari SMS yang tadi malam kak Gibran kirim tentang niatnya menjemputku, aku screenshoot dan langsung mengirimnya kembali ke Line dia.
Ocean : Tuh buktinya! kakak kok jahat sih sama aku, kenapa bisa lupa janji yang kakak buat sendiri!
Gibran G : Iya ya? Aduh kok kakak jadi lupa, ya sudah kamu pulang naik taksi saja nanti kakak ganti deh ongkosnya.
Ocean : GIBRAN!
Gibran G : Apasih sayang, jangan marah-marah ntar pipinya tirus dan nggak cubby lagi, muachhhhhh miss you.
Ocean : Miss you miss you, noh miss you an aja sama ayam, bye!
Saking kesalnya aku mematikan ponselku dan pulang denga rasa kesal serta emosi menumpuk. Kali ini aku ngambek dan nggak bakal mau baikan sebelum kak Gibran bujuk dan rayu-rayu aku.
"Gibran menyebalkan!!"
****
Aku pikir kak Gibran akan datang dan akan merayuku untuk baikan tapi nyatanya 2 hari aku ngambek 2 hari pula dia tidak ada kabar, rasa kesal dan marah berubah menjadi rasa rindu. Kangen dengan bau ayam di tubuhnya, kangen saat kak Gibran terlihat macho memeriksa semua binatang peliharaannya.
Aku mengambil ponsel yang aku simpan di dalam laci, aku sengaja tidak menyentuh ponsel agar tidak luluh dan menghubungi dirinya agar kak Gibran tidak besar kepala.
Baru akan membuka Line ternyata sudah ada puluhan pesan dari kak Gibran, rasa kesal hilang saat melihat ada voice note dikirim kak Gibran 3 jam yang lalu.
Saking senangnya aku melonjak kegirangan, aku yakin isi Voice note ini rayuan atau gombalan khas kak Gibran agar aku memaafkannya dan tidak ngambek lagi.
Aku menekan play dan membesarkan volume ponsel agar terdengar jelas di telingaku
Detik pertama hening...
Aku mendekatkan ponsel di telingaku, masih hening dan detik kelima barulah aku mendengar bunyi-bunyian berisik.
"Kukuruyukkkkk petokkkk petokkk petokk"
"Kamu dengar nggak? itu suara anak-anak kakak, wahhh nggak salah kakak menjaga mereka siang dan malam"
Gigiku semakin menggeretak kesal, aku pikir kak Gibran mengirim voice note berisi rayuan tapi nyatanya suara-suara ayam menjengkelkan.
Masih ada sekitar 10 detik lagi, aku langsung menekan tombol end dan melempar ponselku ke atas ranjang.
"Oke... batas kesabaranku sudah habis!" aku berjalan mondar mandir dan memikirkan apa yang harus aku lakukan, sebuah ide muncul di benakku. Aku akab tes seberapa besar cintanya padaku dan jika memilih antara aku atau ayam-ayam jelek itu kak Gibran akan memilih siapa.
Ocean : Kakak, lagi apa?
Gibran G : Lagi di kandang ayam, ngitungin berapa jumlah anak-anak kakak per hari ini.
Ocean : Lagi? nggak bosan apa setiap hari ngitungin anak ayam.
Gibran G : Ya nggak lah, kakak takut mereka hilang soalnya mereka sehat-sehat dan pasti banyak orang yang mau menggorengnya.
Yeah termasuk aku!
Ocean : Kalo aku hilang kakak gimana?
Gibran G : Lah emang kamu mau kemana?
Ocean : Kalo, seandainya, apabila, manakala... aku yang hilang reaksi kakak akan seperti apa?
Gibran G : Kamu lagi belajar EYD? semuanya disebut.
Ocean : Kak! aku serius loh...
Gibran G : Kakak juga serius
Ocean : -____-
Gibran G : Eh eh eh ada ayam yang mau kabur, sudah dulu ya... bye
Ocean : Kak tunggu!
Gibran G : Apalagi sih sayangnya aku, buruan...
Ocean : Aku mau tanya, seandainya aku dan ayam-ayam kakak tenggelam di kolam, yang pertama akan kakak selamatkan siapa?
Gibran G : Gubrak! astaga... pertanyaan konyol dan aneh tau nggak, tentu kakak pilih ayam duluan soalnya kamu.... eh bentar ada yang kabur! Honey... stop jangan kabur, bentar ya Sean...
Honey? Kak Gibran memberi nama ayamnya Honey?
What the hell...
Aku saja yang pacarnya terkadang di panggil hanya nama saja.
Ocean : Kita putus!
****