"Ocean... terima pak" balasku sambil memegang tangannya agar dia tidak pergi, "aku mau menikah sama kakak, tapi..." aku melanjutkan ucapanku tapi di ujung kalimat sangat jelas tersirat sebuah syarat, dia memutar tubuh ke arahku dan mata kami saling bertemu. Rasa percaya diri yang selama ini sangat terlihat nyata di wajahnya mulai hilang berganti rasa minder dan malu saat menatapku. Mataku mulai berkaca-kaca begitupun bibir mulai bergetar menahan tangis yang sebentar lagi akan tumpah. Semua anggota keluarga diam-diam meninggalkan kami berdua termasuk pak Haykal yang menatap Gibran G dengan tatapan seorang ayah yang takut anaknya kembali terluka, setelah semua orang pergi dengan pelan aku menarik tangannya agar kembali duduk di sampingku. Aku menatapnya dengan dalam, bola mata itu