Terima Kasih

1852 Kata

Sakti terpaku di tempatnya melihat Flora berjalan menghampirinya. Rok lipit berwarna hitam sebatas lutut dengan kaos pendek kuning kunyit menambah kesan cantik dalam diri gadis itu. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai dengan hiasan penjepit rambut agar poninya yang panjang tak berhamburan. Ah, rasanya Sakti ingin sekali mengumpati dirinya, juga matanya yang terus tertuju pada gadis itu. Secantik apapun gadis yang selama ini ditemuinya, Sakti bahkan tak pernah merasa segugup ini. Dengan Agni dulu pun dia biasa saja, hanya perasaan ingin memiliki karena Agni merupakan cinta masa kecilnya yang telah dia cari selama ini. Namun, setelah menjalani proses pendewasaan yang cukup lama, Sakti menyadari jika semuanya telah berubah. "Udah lama?" "Nggak juga, paling baru lima menit." "Hm. A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN