Part 43. Meninggalnya Eyang

2197 Kata

Suci “Eyang!” baik aku dan mama berteriak karena panik saat tubuh eyang meluruh jatuh. “Toloong! Papah, cepat ke mari. Ini eyang jatuh!” teriak mama. Aku memangku eyang dengan posisi kepala kupeluk agar seperti setengah duduk untuk tirah baring. Aku harus mencegah eyang untuk bergerak mendadak atau berbicara yang tidak perlu atau bahkan mengedan. Aku juga harus mencegah eyang batuk-batuk karena batuk hanya disarankan saat laju jantung melambat yang bisa diketahui jika memakai alat monitor rekaman jantung. “Nye.. rii,” lirih eyang tapi masih terdengar olehku. “Mah, tolong ambil obat jantung eyang di kamar. Yang boxnya warna putih merah.” Mama berlari ke kamar eyang mengambil obat yang aku maksud. Sayangnya mama malah menabrak papa yang tergopoh mendengar teriakan mama menyebabkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN