Rafi “Masih galau?” tanyanya, ikut bersandar di sebelahku. “Hufft…. Menurutmu deh, Em. Tadi aku berusaha tanya pada Suci, tapi jadi gak tega karena dia menangis.” Kataku, kembali menghisap rokok dan hembuskan asapnya ke atas membentuk lingkaran. “Jadi sampai sekarang kamu belum tahu perasaan Suci yang sebenarnya?” tanyanya. Aku melirik Emira. Dengan pakaian yang sopan, celana panjang kain model kulot warna putih dengan blus corak bunga-bunga dan bolero jaket warna senada, menjadikan penampilannya terkesan berkelas dan elegan. Andai saja aku bisa menyetir hatiku beralih kepadanya. “Em, aku ingin dengar tentang Suci dan Rafi, setidaknya saat mereka sama-sama di rumah sakit karena kecelakaan itu.” Kataku. Emira menarik nafas, “untuk apa? Lagipula, bukankah Rafi yang menyelamatkan Suci da