Rafi “Rafi! Kenapa sih kamu masih saja suka menuduh?,” kali ini pakde Taysir bersuara sedikit marah, “Rayan tidak seperti itu. Dia sengaja pergi setelah eyang dimakamkan demi menghindari tuduhan-tuduhan menjijikkan seperti ini! Mikir gak sih kamu, justru Rayan ingin menjaga nama baik Suci dengan kepergiannya dari sini. Pakde kecewa, seharusnya kamu yang bercermin, cari tahu apa salahmu, bukannya malah menimpakan kesalahan pada orang lain!” Baru kali ini aku melihat pakde Taysir sedemikian murka. “Raf! Minta maaf kamu ke pakde dan budemu!” kata papa tegas. Aku mendongak, hatiku berkecamuk, marah, kesal, kecewa, semua bercampur jadi satu. Aku lupa bahwa Rayan adalah anak emas di keluarga Malik. Lagipula tadi itu aku kan bertanya, walau aku akui ada nada menuduh. “Baiklah,” kataku setela