Pararel World

1140 Kata
Orion memijat kepalanya, suda hampir empat hari tidak ada tanda-tanda keberadaan Mirabell. Lelaki itu benar-benar buntu. Dia berharap mendapatkan petunjuk, namun tetap tak ada petunjuk dan sialnya Orion sekarang tak bisa kemana-mana karena Ana dan Carlos pasti mencarinya. Tinggal di apartemen semewah ini harusnya membuat Orion bahagia, namun tidak sama sekali. Jie memang mencukupi segala kebutuhannya selama ini, namun dia merasa sesak karena tak bisa ke mana-mana. Orion menatap layar laptopnya. Hampir empat jam dia memandang video cctv yang dikirimkan manager Hotel Marlon kepadanya. Ada yang aneh. Orion merasa bahwa Mirabell ada di sebuah tempat tersembunyi entah dimana. “Terakhir kali Mirabell memasuki ruangan ini, dan dia tidak keluar lagi. Kami sudah mengecek ruangan ini namun tidak menemukan adik anda,” tulis manager Hotel Marlon di email Orion. “Dunia pararel?” gumam Orion dengan tiba-tiba. Hal yang Mirabell tidak tahu adalah Mirabell sebenarnya bukan adik kandung Orion. Orion ingat malam itu Ana dan Carlos membawa bayi perempuan yang entah dari mana. Sejak kecil Orion ingin sekali punya adik perempuan dan dia senang sekali karena mama papanya membawa seorang bayi perempuan ke rumahnya. Ana dan Carlos meminta Orion untuk menganggap Mirabell seperti adik kandungnya sendiri. Orion memperlakukan Mirabell dengan baik, meski sering menjahili Mirabell tapi lelaki itu sangat menyayangi Mirabell. Ingatan Orion terlempar ke masa lalu. Dia sempat mendengar obrolan Ana dan Carlos tentang Mirabell. “Apa dia akan baik-baik?” gumam Carlos. Ana mendekap bayi Mirabell dengan penuh kasih sayang. Mungkin ini terdengar egois tapi sudah lama Ana ingin memiliki bayi perempuan, Carlos juga. “Mereka sudah menitipkannya pada kita, jadi ayo kita jaga baik-baik,” gumam Ana. Ana dan Carlos menemukan bayi Mirabell di depan Magic door pintu penghubung ke Quantrum Tetranum. Mereka sebenarnya ingin mengembalikan Mirabell, namun ketika mereka masuk ke Quantrum Tetranum sebuah perang besar terjadi antara penduduk Quantrum Tetranum dan Kaum Dendrum. Ada sepucuk surat dari orang tua Mirabell yang Ana tahu nama orang tuanya berinisial huruf A. “Aku akan merawatnya dengan baik, Carlos. Mari kita besarkan dia bersama,” kata Ana. Carlos menatap Ana ragu. Bukannya dia tidak mau menerima Mirabell di sini tapi dia hanya tidak ingin Ana terluka jika suatu hari Mirabell akan bertemu dengan orang tua kandungnya dan pergi. Mereka sudah terlanjur menyayangi Mirabell. “Quantrum Tetranum, ah aku ingat,” gumam Orion. Apa jangan-jangan Mirabell pergi ke sana? Ana pernah menceritakan pada Orion bahwa ada suatu negeri nan jauh di sana bernama Quantrum Tetranum dengan matahari yang hangat, angin yang semilir dan juga daun-daun hijau yang menyegarkan mata. “Ma, iyon mau ke sana. Mau ke kuantlum tetlanum,” gumam Orion kecil saat itu. Ana hanya bisa tersenyum mendengar celotehan anak bungsunya ini. “Suatu hari kamu mungkin bisa ke sana jika menemukan magic door, Orion,” gumam Ana. Orion mengerutkan keningnya. Anak kecil dengan mata polos itu tampak menatap Ana dengan mata ingin tahu. Ana tertawa. “Majik dol apaan ma?” Gumam Orion. “Pintu ajaib dan rahasia. Kau bisa menemukannya dengan membaca mantra,” gumam Ana. Saat itu Orion pikir bahwa cerita mamanya itu hanya dongeng semata. Tapi bagaimana jika Quantrum Tetranum itu ada dan apa benar jika magic door  itu nyata? Orion benar-benar penasaran sekarang. “Kau sedang melamun apa Yon?” gumam Jie yang berada sedang terhubung dengan Orion lewat telepon. Orion tersadar dari lamunan panjangnya, “Gak kok Jie, aku tidak sedang melamun,” elak Orion. “Kamu ada masalah Yon?” Tanya Jie dengan tatapan khawatir, Orion menghela napasnya, “Jie apa kamu percaya tentang dunia parallel?” Gumam Orion. “Mungkin terdengar tak masuk akal tapi apa kau percaya ada dunia lain selain dunia kita?” imbuh Orion. “Maksudnya apa Orion?” Gumam Jie tak mengerti. “Sebuah dunia yang terhubung dengan dunia kita tapi memiliki kehidupan yang berbeda, apa kau percaya itu?” “Apa dunia seperti itu ada?” gumam Jie. “Aku pernah mendengar dari orang tuaku bahwa ada dunia lain selain yang kita tinggali sekarang. Mungkin terdengar konyol tapi aku berpikir apa jangan-jangan adikku masuk ke dunia itu. Mustahil sekali jika dia menghilang begitu saja sementara ada cctv di sana namun tidak ada satu pun yang menangkap keberadaannya.” Orion mulai curiga jika pararel universe itu ada. “Masuk akal juga sih, tapi bagaimana cara kita bisa ke sana?” “Mamaku pernah bilang bahwa kita bisa ke sana lewat sebuah pintu. Pintu ajaib yang menghubungkan dunia ini dengan dunia ini,” tukas Orion. “Kayak pintu doraemon?” “Semacam itu.” “Kau tahu bagaimana cara menemukan pintu itu?” Tanya Jie. “Entahlah. Mamaku bilang kita bisa menemukannya dengan menggunakan mantara.” “Kau tahu mantranya?” Gumam Jie tiba-tiba dengan nada meninggi, seolah dia sangat ingin tahu tentang itu. “Ehm maksudku apa orang tuamu pernah memberitahumu mantra untuk menemukan magic door?” “Entahlah, aku lupa,” gumam Orion. Orion merasa aneh, kenapa Jie tiba-tiba merasa antusias ketika mendengar tentang magic door. Jika dipikir kembali Orion baru ingat bahwa harusnya hari itu Jie tidak datang untuk menemuinya karena dia janjian dengan Orion pada hari berikutnya. Tapi kenapa dia tiba-tiba muncul di rumahnya. “Jie, kau ingat hari pas kamu datang ke rumahku, bukannya kita janjian bukan hari itu, kenapa kau datang lebih awal?” Gumam Orion. Jie tampak terdiam sejenak. “Eng, ehm, aku kebetulan abis syuting di dekat rumahmu jadi kuputuskan untu mampir.” Gumam Jie dengan gugup. Nada bicara Jie tampak tidak seperti biasa. Dia seperti menyembunyikan sesuatu, sebenarnya apa yang disembunyikan oleh lelaki itu? “Apa kau benar-benar tidak ingat mantra untuk menemukan magic door?” Jie bertanya lagi. “Kenapa kau menanyakannya lagi? Aku sudah bilang kalau aku tidak tahu,” tukas Orion. “Jika kau ingat mantranya tolong kabari aku,” gumam Jie. “What?” Kecurigaan Orion semakin bertambah. Jie tampak terus menanyakan mantra untuk menemukan magic door. Ini aneh. Pasti Jie menyembunyikan sesuatu dari Orion. “Kenapa kau terus menanyakannya?” “Aku hanya ingin tahu saja,” ujar Jie beralasan. “Jie, kau sudah ditunggu oleh Tuan Ana dan Carlos di ruangan sebelah, cepatlah,” teriak seseorang di seberang sana. Jie gelagapan. “Aku gak salah dengar kan?” Gumam Orion. Dia tidak menyangka bahwa dia mengkhianatinya. Sekarang jelas bahwa Jie sengaja mengurungnya di sini agar lelaki itu tak bisa ke mana-mana. “Kau memang b******k, Jie,” gumam Orion. Lelaki itu tidak butuh penjelasan karena baginya semua udah jelas sekarang. “Orion bukan seperti itu, “ gumam Jie. “Katakan padaku, kau menemui orang tua palsuku kan?” gumam Orion. Lelaki itu menunggu jawaban Jie dengan hati berdebar, dia pikir Jie adalah penolongnya jika itu benar berarti Jie adalah dewa pengantar kematiannya. “Iya,” gumam Jie. “b******k!” Orion menutup telepon dengan tangan terkepal. Dia harus segera lari dari sini karena Ana dan Carlos yang palsu bisa segera menangkapnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN