Orion pikir hidupnya akan berakhir di depan pintu saat itu juga. Dia bahkan sudah mengucapkan salam terakhirnya. Namun Tuhan memang baik dan memberi kesempatan pada Orion untuk hidup lebih lama. Tepat sebelum Ana berhasil menyentuh tubuhnya bel di rumahnya berbunyi. Sebuah kesempatan bagi Orion untuk melarikan diri.
“Yon, kamu baik-baik saja?” gumam Jie dengan perasaan khawatir. Jie muncul di saat yang tepat saat Orion butuh. Malam itu dia janjiaan dengan Jie. Jie berjanji untuk membantu Orion dalam pencarian Mirabell. Lelaki itu merasa bertanggung jawab atas hilangnya Mirabell. Karena itu dia membantu Orion dengan berusaha mengumpulkan informasi.
“Apa kau mengundang seseorang?” Tanya Carlos. Ana menggeleng. Orion memanfaatkan kesempatan dengan langsung menarik gagang pintu. Dia berusaha menetralkan wajahnya. Orion hanya berpikir bahwa Ana dan Carlos tidak mungkin akan membunuhnya jika di depan orang lain.
“Hai Yon,” sapa Jie ramah. Orion langsung merangkul bahu Jie tanpa membuang waktu, “ Ma, Pa, Orion pergi dulu ya,” pamit Orion mendorong tubuh Jie untuk segera beranjak. Ana dan Carlos memandang Orion dengan tatapan mengerikan. Alarm tanda bahaya muncul di otak Orion, karena itu dia harus segera mengajak Jie pergi dari sini.
“Yon, bukannya kita janjian di rumah kamu?” Gumam Jie bingung kenapa Orion mengajaknya pergi padahal dia janjian di rumah Orion. Jie tidak bisa janjian dengan orang lain di kafe atau tempat ramai karena itu pasti akan menarik perhatian penggemarnya. Bahkan saat janjian dengan Orion dia memilih kafe yang paing sepi di kota mereka.
“Jangan banyak tanya, kita ke apartemen lo aja, Jie,” gumam Orion . Jie sempat berbalik dan berpamitan pada orang tua Orion. Ini bukan pertama kali dia bertemu dengan orang tua Orion, saat masih sekolah dia sering mampir ke rumah ini. Karena itu dia mengenal orang tua Orion. Tapi kenapa Ana dan Carlos terlihat berbeda, Jie juga merasakan perbedaan itu. Jie dan Orion segera masuk ke mobil manajer Jie. Orion bernapas lega sekarang.
***
“Yon, kau baik-baik saja kan?” Tanya Jie. Sudah hampir tiga puluh menit dia sampai di apartemen Jie dan Orion hanya duduk diam. Jie sedikit ngeri apa Orion kesambet setan dalam perjalanan kemari. Jie menepuk bahu Orion hingga membuat lelaki itu menoleh.
“Mikirin apaan?” Tanya Jie.
Pikiran Orion sedang kacau sekarang. Dia masih tidak percaya bahwa orang yang selama ini tinggal dengan Mirabell bukan orang tuanya. Harusnya dia sadar sejak pertama dia datang ke Jakarta. Mamanya adalah orang yang sangat lembut namun dia tidak pernah memperlakukan Orion dengan selembut itu.
Orion masih ingat pas di bandara, mamanya tidak pernah membelikannya kopi bahkan membawakannya burger, biasanya Ana akan memberi Orion uang dan menyuruhnya untuk membelinya sendiri di restoran cepat saji yang ada di bandara.
Tapi hari itu mamanya mengelus kepala Orion dengan lembut, bahkan Carlos juga memeluknya. Respon yang sangat jauh dari sikap orang tuanya yang biasanya, karena setiap Orion pulang pasti dia mendapat omelan dari sang mama tak lupa jitakan dari Carlos karena Orion jarang mengabari mereka. Kenapa Orion tidak sadar kalau orang yang dia temui saat itu berbeda. Harusnya Orion tahu saat itu juga namun Orion terlalu bahagia bisa bertemu orang tuanya
Jie meletakkan mug berisi kopi di meja, “Yon, orang tuamu kok agak beda sih, agak sedikit menyeramkan,” gumam Jie dengan hati-hati karena takut Orion tersinggung. Bukannya tersinggung Orion malah menegakkan punggungnya, “Jie kamu juga merasa kalau ortuku beda?” Tanya Orion dengan tatapan tak percaya.
“Gak tahu perasaanku apa gimana tapi dia kaya bukan Om Carlos dan Tante Ana yang kukenal,” gumam Jie.
“Bukan kamu aja kok yang merasa, aku juga merasa kalau mereka beda,” tukas Orion. Orion menarik napas sebelum menceritakan semuanya pada Jie, tentang kehilangan Mirabell yang tiba-tiba lalu sikap Ana dan Carlos juga. Dia juga menceritakan perkataan Ana dan Carlos yang ingin membunuhnya.
“Gila, serem banget,” gumam Jie bergidik ngeri mendengar cerita Orion.’
“Aku gak tahu harus pergi ke mana Jie. Aku juga gak mau merepotkanmu. Nyawamu juga bisa dalam bahaya jika menolongku,” gumam Orion khawatir. Sejak awal dia khawatir melibatkan Jie dalam masalah ini. Karena mereka pasti akan mengejar Orion dan Jie.
“Kamu tenang aja Yon, aku gak papa,” Ujar Jie menepuk pundak Orion.
“Aku takut kau kenapa-napa, Jie,” gumam Orion benar-benar khawatir.
“Besok aku berangkat ke Paris ada syuting MV di Eropa sama beberapa pemotretan di sana. Kurang lebih sebulan lah. Kau bisa tinggal di sini. Keamanan di sini ketat kok. Ada bodyguard juga. Kau bisa pakai bodyguardku Yon. Dia yang akan jaga lo selama di sini,” gumam Jie.
“Tapi Jie—“
“Aku gak nerima penolakan? Kau ada tempat tujuan lain selain di sini? Enggak kan? Jadi lebih baik tinggal di sini. Orang tuamu, eng maksudku mereka juga tidak akan tahu bahwa kau berada di sini karena keamanan ini sangat terjamin. Aku juga bakal sewa orang buat cari tahu dimana keberadaan Mirabell,” gumam Jie.
Orion terharu. Jie benar-benar baik padanya. Dia tak pernah menyangka bahwa Jie tak berubah meski sudah menjadi orang terkenal. Dia tetap Jie teman dia membolos sekolah saat SMP, JIe yang membantunya mengerjakan tugas kalau sedang marah. Jie yang tetap baik hati seperti pertama kali dia mengenalnya. Ternyata ketenaran tidak dapat mengubah seseorang.
“Eh aku harus pergi, kalau mau makan gofood aja ya, kamu bisa pakai uang yang ada di atas kulkas.”
“Aku bisa pakai uangku sendiri, Ji” Tolak Orion.
“Mereka pasti melacak atmmu, kau pakai uangku saja,” gumam Jie. Sebuah perkataan yang masuk akal. Ana dan Carlos pasti tidak akan tinggal diam mencari keberadaan Orion. Mereka pasti bisa menemukan keberadaan Orion dengan malacak ATM Orion.
“Nanti aku ganti,” gumam Orion pada Jie.
“Gak usah Yon,” ujar Jie sambil berlalu. Lelaki itu berjalan ke luar apartemen lalu merogoh hape di sakunya. Dia pun menelepon seseorang, “Dia ada bersamaku,” gumam Jie dengan evil smirknya, “Siapkan saja permintaanku, aku akan menggiringnya pada kalian, Ana, Carlos,” gumam Jie lalu menutup teleponnya. Jie berjalan meninggalkan apartemen dengan santai. Di dalam sana ada seseorang yang tengah bahagia karena mendapat pertolongan dari sahabatnya. Tapi Orion tidak pernah tahu bahwa lelaki itu sedang menjebaknya dalam rasa sakit yang tak terlupakan. Harusnya saat itu Orion tidak memanggil JIe. Dia salah, lelaki itu sudah berubah. Bahkan lebih menyeramkan dari yang dia pikirkan.