“Aku tetap yakin kalau itu bukan Ardy.” Bisik Jihan dalam hatinya, sejenak melupakan keberadaan Gerald di belakang punggungnya. “Cup. cup, cup!” Kecupan pada belakang tengkuknya membuatnya kembali sadar kalau Gerald sedang bersamanya saat ini. “Emmh, Ger, cukup.” Bisiknya lirih seraya menarik tangan Gerald yang sudah singgah pada sisi bawah tubuhnya menjauh. Ini tidak seperti sebelumnya, Jihan selalu menerima sentuhannya dan merintih untuk meminta pria itu agar memberikan kepuasan padanya berkali-kali. Gerald menyimpulkan kalau Jihan sengaja mengambil jarak darinya. “Kamu tidak pernah menolak ku sebelumnya.” Protes pria itu padanya. Gerald melingkarkan kedua lengannya pada pinggang Jihan, pria itu masih tetap memeluknya dari belakang punggungnya seraya mengendus lehernya. Jihan menundu

