Part 01

1085 Kata
kasih love dan komen!. jangan lupa follow ig aku, @fhieariati_97. * * * Debi mengeliatkan tubuhnya, menghindar dari sinar matahari yang menerpa wajahnya. Gadis itu perlahan membuka matanya dan menatap sekeliling kamar. Debi terkejut, ini bukan kamarnya. Ini di hotel! Semua bayangan tadi malam berputar seolah menjadi video buruk baginya. Bagaimana Eros menyobek dan memaksa dirinya melakukan itu. Debi sudah berteriak dan menolak, tapi, Eros tidak mau mendengar. Pria yang menjadi kekasihnya selama sebulan ini, dengan tega memerkosa dirinya. Debi meremas seprai dan kembali menangis, masa depannya seolah direngit dan tidak ada lagi yang bisa dibanggakan olehnya. Orangtuanya pasti membenci Debi, karena gadis itu sudah meruska nama keluarganya. "Arghhhttt!" Debi berteriak melemparkan seprai dan bantal, ia tidak tahu harus berbuat apa setelah ini. Bagaimnaa kalau dirinya hamil? Tidak. Tidak. Debi tidak mungkin hamil, Eros hanya sekali ini melakukannya dengan dirinya. Tapi, pria itu memasukkan benihnya berulang kali. Sampai Debi tidak sadarkan diri. Debi turun dari ranjang dengan menutupi tubuh telanjangnya menggunakan selimut, gadis itu berjalan menuju kamar mandi dan menangis di bawah pancuran air shower. Hidupnya sudah hancur. Hancur. Eros—pria itu tidak tahu di mana sekarang. Debi tidak melihatnya lagi, bahkan, tanda-tanda keberadaan Eros saja tidak ada di kamar hotel ini. "Aku benci dia! Benci!" teriak Debi memukul dinding kamar mandi. Debi tidak merasakan sakit sama sekali pada tangannya, gadis itu hanya merasakan sakit pada hatinya. Pria yang sangat dicintainya, dengan berengseknya memerkosa dirinya. Debi menyesal ketika Eros mengatakan, akan membawa gadis itu untuk jalan-jalan dan makan malam bersama. Tapi ternyata, Eros malah mengajak Debi ke hotel dan langsung memerkosa Debi, sekuat tenaga Debi mengatakan tidak dan menolak. Namun, apa daya, Debi hanyalah seorang gadis lemah dan tidak akan mampu melawan kekuatan Eros. Debi mematikan shower dan berjalan keluar dari kamar mandi. Gadis itu memunggut pakaiannya, yang untungnya saja tidak ada yang sobek. Debi memakai pakaiannya, dan menatap dirinya di pantulan cermin. Debi kembali menangis, melihat beberapa tanda kemerahan yang berada dikulitnya. Sialan. Lelaki itu benar-benar berengsek. Setelah merapikan pakaiannya, Debi keluar dari kamar hotel dan menatap nanar pada kasur yang menjadi saksi bagaimana hancurnya hidup Debi. Debi kembali menghapus air matanya dan menguatkan hatinya, kalau dirinya tidak akan mungkin hamil oleh pria sialan itu. "Ya Tuhan, apa yang akan aku katakan pada orangtuaku?" tanyanya dengan suara pelan. Orangtuanya pasti sangat marah pada Debi, karena Debi sudah melakukan hal yang memalukan. Apakah mereka akan mengusir Debi? Mengingat Debi hanya anak angkat. Bukan anak kandung. Tidak melakukan kesalahan saja, ibu dan ayahnya sering memarahi dirinya. Apalagi saudara angkatnya yang sering memperlakukan Debi dengan buruk.. Debi mengusap lengannya, berharap hidupnya akan baik-baik saja. Debi tidak ingin menderita. Tidak ingin. Baginya hidupnya sudah menderita sekarang, apalagi kalau dirinya sampai hamil. Debi meyakinkan dirinya, kalau dirinya tidak mungkin hamil. Tidak mungkin. *** "Dari mana saja kau?! Jam segini kau baru pulang!" Debi menatap pada ibunya, berusaha untuk mengembangkan senyumannya. Debi tidak ingin ibunya curiga kalau dirinya baru saja diperkosa dan ditinggalkan bak binatang. "Aku habis dari rumah Desi, Bun," jawab Debi setenang mungkin tanpa menatap mata ibunya. Riska menatap penuh selidik pada Debi dan mengangguk, ia tidak peduli pada Debi. Lebih baik dirinya pergi arisan daripada mengurus anak itu. Debi hanya menatap nanar pada ibunya yang berlalu dan tidak ada khawatirnya sama sekali padanya. Debi berjalan menuju kamarnya, memasuki kamarnya dengan air mata kembali mengalir. Debi kembali mengingat, bagaimana dengan kejamnya Eros memerkosa dirinya dan tertawa ketika lelaki itu menyobek keperawanannya. Debi memukul dadanya, sesak di dadanya tidak mau hilang. Debi merasa sesak napas. Tuhan, kenapa dirinya yang harus mengalami ini. Bukan gadis lain, mereka sering mengejar Eros dan rela melemparkan tubuh mereka pada Eros. Kenapa Eros memerkosa dirinya dan mengatakan kalau Debi itu sangat mengiurkan. Debi membenci membayangkan bagaimana wajah penuh kepuasan yang dipancarkna oleh Eros. Bagaimana pria itu tidak punya hati, Eros terus saja memaksa Debi, bahkan menampar Debi. Debi mengusap pipi kanannya yang ditampar oleh Eros tadi malam, bagaimana pria itu terus memukulnya dan menampar bokongnya. Debi menggeleng, menghalau semua ingatan pemerkosaan Eros terhadap dirinya. "Non, ini makanan untuk Non." Debi menghapus air matanya secepat kilat, menatap pintu kamarnya dan berjalan ke pintu kamarnya. Debi tersenyum melihat Mbok Yum, asisten rumah tangga yang selalu baik padanya. Mbok Yum menatap pada mata Debi, wanita paruh baya itu melangkah mendekati Debi dan menangkup pipi Debi. "Non disakiti sama Nyonya besar lagi?" tanya Mbok Yum. Debi menggeleng, dirinya bukan disakiti oleh ibunya. Atau bisa dibilang tantenya. Debi adalah keponakan Riska dan Hardi, orangtua Debi sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu. Dan semenjak itu Debi dirawat oleh Riska dan Hardi. "Nggak Mbok. Bunda nggak nyakitin Debi. Debi cuman lagi sedih aja, teringat Papa dan Mama," jawab Debi kembali menangis. Mengingat orangtuanya yang berada di surga, membuatnya merasa sangat bersalah. Bukannya menjadi kebangaan orangtuanya dan malah sekarang dirinya menjadi gadis penuh dosa. Mbok Yum memeluk Debi, setelah menaruh makanan di atas meja. Wanita paruh baya itu, menangis dan merasa kasihan pada Debi. Gadis itu adalah pemilik harta seluruh kekayaan keluarga Sanjaya, tapi, gadis itu bagaikan menumpang di rumahnya sendiri. "Non nggak usah sedih. Tuan dan Nyonya pasti bangga melihat anaknya yang sudah tumbuh dewasa dan cantik sekarang," ucap Mbok Yum. Debi tersenyum miris. Bagaimana orangtuanya bangga kalau anaknya sudah tidak suci lagi. Debi sudah menjadi gadis yang kotor, setelah dicicipi dan ditinggalkan begitu saja. "Mbok, Debi pengin sendiri. Mbok boleh keluar," bukannya Debi ingin mengusir Mbok Yum, tapi, dirinya hanya ingin sendiri sekarang. Merasa sendirian dan kesepian sudah menjadi teman Debi selama sepuluh tahun ini. Semenjak orangtuanya tiada, Debi memang sendirian dan tidak ada orang yang sayang padanya. Saat Eros—lelaki yang sangat dicintainya, mengatakan cinta pada Debi dan ingin Debi menjadi pacarnya. Debi langsung saja menerima dan berharap Eros membawa kebahagiaan padanya. Tapi lelaki itu malah membuat derita baru padanya. Debi diperkosa dan ditinggalkan begitu saja, tanpa mengatakan maaf atau hal bersalah lainnya. Debi membaringkan tubuhnya di atas ranjang, membenamkan wajahnya di atas ranjang. Mbok Yum sudah pergi setengah jam yang lalu. Debi ingin menenangkan pikirannya dan berdoa dalam hati, agar dirinya tidak hamil. Walau doanya akan terwujud hanya sangat kecil. Bagaimana Eros menyetubuhi dirinya berkali-kali dan pria itu seolah sedang menyetubuhi wanita bayaran. Debi memukul kasur. Dan kembali menangis. Kali ini tangisannya sangat kencang, Debi berharap kalau ini adalah tangisan terakhirnya dan bisa melupakan Eros. Kalau dirinya hamil anak pria itu, Debi akan meminta pertanggungjawaban dan meminta Eros menikahinya. Walau pernikahan mereka hanya sementara nantinya, yang penting anaknya nanti tidak lahir di luar nikah. Tapi, Debi masih berharap kalau dirinya tidak hamil. Agar dirinya tidak terikat pada Eros kembali, sekarang Debi hanya ingin tahu kenapa pria itu memerkosa dirinya. Pria itu pasti punya alasan kenapa memerkosa dirinya. Sial. Debi masih saja berpikir positif tentang pria itu. Tak seharusnya dia masih memikirkan pria sialan itu dan merasa pria itu tidak bersalah dan hanya khilaf. "Aku benci mencintainya!" teriak Debi melemparkan bonekanya ke atas lantai. * * * Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN