“MELIII ….” Meli menjauhkan handphone dari telinga begitu mendengar suara teriakan Rita. Dia berdecak kesal karena teriakan Rita membuat telinganya berdengung. Beruntung suasana di sekitarnya cukup ramai sehingga tidak menarik perhatian semua orang. “Ya ampun, Rit …. Kenapa kamu teriak-teriak, sih? Telinga aku nggak tuli,” ucap Meli, menempelkan handphone kembali di telinganya. Tawa Rita terdengar dari seberang telepon. “Maaf, Mel. Malam ini aku terlalu bahagia hingga ingin berteriak sama kamu,” ujarnya memberi alasan. “Bahagia kenapa?” tanya Meli, penasaran. Tidak biasanya Rita bersikap seperti ini. “Aku bahagia karena akhirnya kamu dan Kak Bryan muncul di depan umum bersama, Mel,” terang Rita dengan nada ceria. Meli mengernyitkan dahi. “Kamu tahu dari mana kalo aku dan Kak Bryan mu