Sebuah Kesepakatan

1446 Kata

Hiro dan Navia tengah berpelukan untuk menetralkan kembali suhu tubuh mereka setelah beraktivitas di atas ranjang. Keduanya berada di dalam selimut tanpa busana tanpa jarak. Berkali-kali Hiro mengecup kening istrinya untuk mengekspresikan rasa cintanya. “Sayang, terima kasih untuk pelayananmu hari ini. Ehm, rasanya aku masih ingin menambah beberapa ronde lagi. Sayangnya kamu sedang hamil tua. Kasihan kalau terlalu lelah.” Hiro kemudian menyisir rambut Navia menggunakan jari-jarinya. Rambut panjang yang biasanya dibiarkan tergerai itu, kini tampak sangat lepek dan basah karena keringat. Hal itu justru menambah pesona Navia di mata Hiro. Wanita itu terlihat sangat menarik saat berada di bawah kungkungannya. Melihat Navia merengek dan mendesakkan namanya merupakan pemandangan langka ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN