Langit tampak cerah. Gerimis turun di antara teriknya matahari, dan ada pelangi di langit sore itu. Laura sudah kembali pingsan saat putrinya di makamkan, sementara keluarga Fredy sudah berkumpul untuk memberi bela sungkawa. Luna juga datang bersama Johanes, Defan serta Rasty juga ada di sana. Senyum ceria bocah itu masih terlihat jelas di ingatan semua orang yang ada di ruang utama rumah Fredy, duka mendalam turut Arin rasakan, karena sungguh dia sudah sangat lama menunggu cucu pertamanya nya itu, tapi belum genap dua tahun dia mendapatkan cucu cantiknya, kini mereka harus merelakan bocah itu untuk pergi lebih dulu dari mereka. "Ikhlas kan dia, Laura. Ikhlaskan dia. Kau tidak bisa terus terpuruk seperti ini. Ingat kau juga sedang mengandung. Jika kau terus seperti ini, tidak baik unt
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari