Bab 50 : Pertemuan Yang Menyesakkan

1161 Kata

“Kamu tidak mengajar, Nay?” tanya Rafa saat menemukan Nayla duduk di depan ruang bayi rumah sakit. Sudah beberapa hari Nayla hampir selalu hadir di sana, menyempatkan waktu mengantar ASI untuk bayi mendiang sahabatnya. Sementara Rafa, di tengah jadwal yang padat, selalu meluangkan waktu sebentar untuk sekadar menyapa. “Masih masa libur, Dok,” jawab Nayla pelan, sambil menunduk. Rafa memperhatikan wajah Nayla dalam-dalam. Ada lelah, pilu, dan ketegaran yang sedang berjuang bertahan. Haru dan iba menghampirinya, tapi ia memilih menyimpannya dalam diam. Ia tak akan menyampaikannya pada Tsabit—biarlah sepupunya fokus pada masa depan dan calon pendampingnya. “Bagaimana dengan Raivan?” tanyanya hati-hati. Nayla menggeleng. Ia sempat membuka mulut, lalu menutupnya lagi. Rasanya sulit menjela

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN