Sepenuh Cinta, Separuh Luka #12

1562 Kata

Hari demi hari, komunikasi mereka semakin intens. Malam itu, Nayla menatap wajah lelah Rafa dari layar ponselnya. Meski baru selesai menjalani operasi, lelaki itu tetap menyempatkan diri menghubungi Bhanu. Sayangnya, sang anak sudah terlelap lebih awal malam ini. “Aku titip cium buat Bhanu, ya,” kata Rafa pelan. Nayla tidak menjawab. Ia hendak mengakhiri panggilan, tapi Rafa mencegah. “Nay, jangan ditutup dulu. Aku ingin bicara sebentar… dengan kamu.” Nayla tidak memutuskan sambungan telepon itu, tapi tetap diam. Rafa lalu bertanya tentang hari-hari mereka, tentang keseharian Bhanu dan kabar Nayla sendiri. Nayla menjawab seadanya, singkat dan sopan. Seketika pikirannya melayang ke pesan Bunda Zara yang belum ia sampaikan. “Nay?” suara Rafa kembali memanggil, lembut namun penuh perhati

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN