Salsa menggigit bibir bawahnya, matanya berkaca-kaca. Ada sesak yang tak bisa ia sembunyikan. Rasa bersalah itu menyusup masuk ke dadanya. “Nayla begini karena aku, Mas,” ucap Salsa akhirnya. Raivan menatap istri pertamanya dengan dalam. “Bukan kamu, Sa.” “Lalu, apa Nayla bersedia bertemu dengan psikolog itu, Mas?” tanya Salsa, ikut khawatir dengan kondisi Nayla. Nayla memang bersedia, tapi wanita itu masih terlihat tidak yakin pada dirinya sendiri. Namun, Raivan akan memastikan yang terbaik untuk Nayla. Salsa mengangguk paham. Ia memang merasa bersalah, tapi tidak menyesal dengan keputusannya. Ini memang tidak mudah, tapi ia percaya, perlahan Raivan juga bisa memberikan kebahagiaan untuk Nayla. Raivan melanjutkan perihal rencana pisah rumah. Semula salsa keberatan, tapi dia hanya me