Bab 41 : Pertemuan Kedua

1209 Kata

“Dok ...,” panggil Nayla pelan. Rafa menoleh, senyumnya lembut untuk Nayla. “Suamimu minta kamu pulang?” Nayla menggeleng, lalu melirik sekilas ke arah Tsabit yang ikut menunggu jawabannya. “Raivan mau ikut ke panti jompo bareng kita,” ucapnya, disertai senyum meringis. “Oh, tentu saja. Makin ramai, makin seru,” sahut Rafa ramah. “Nanti saya mau mampir dulu beli buah dan beberapa bahan buat bikin salad. Mau bikin langsung di sana,” lanjut Nayla, suaranya masih pelan, tapi mulai kembali ceria. Rafa tersenyum, memandangi wajah wanita itu. Ia tahu Nayla baru saja menangis—bekas sembab di matanya masih samar terlihat. Namun wanita itu masih bersemangat untuk pergi. Tsabit yang duduk di sisi lain pun menatap Nayla dalam diam. “Sambil nunggu suamimu datang, Tsabit juga sekalian nunggu dr

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN